Saya dan istri tidak menyangka bakal punya anak ketiga. Orang tua selalu mengingatkan, dua anak cukup. Kami pun hanya planning punya dua. Kenyataannya, yang ketiga menyusul.
Hingga lama, kami selalu mengira bahwa anak ketiga ini bakal laki-laki. Dokter pun demikian. Saya pun menyiapkan nama untuk laki-laki. Meneruskan tradisi nama dari dunia balap mobil, menambahkan elemen dari Star Wars.
Ketika lahir, nama yang saya siapkan adalah "Anakin Zanardi Ananda." Kalau disingkat AZA. Nama "Anakin" dari Anakin Skywalker alias Darth Vader, sosok yang disebut sebagai penyeimbang dua dunia (light dan dark). Sedangkan Zanardi dari Alessandro Zanardi atau Alex Zanardi.
Eh, ternyata keluarnya perempuan. Langsung ganti nama jadi Andretti Amidala Ananda. Penggemar Star Wars mungkin sadar, "Amidala" adalah istri dari Anakin, ibu dari si kembar Luke dan Leia Skywalker.
Penggemar balap mungkin tidak terlalu kenal siapa itu Alex Zanardi. Kalau di-Google, yang keluar malah gambar seorang atlet sepeda tangan yang tidak punya kaki. Peraih gelar juara dunia hand cycling sekaligus empat medali emas Paralympics.
Sebenarnya, itu Alex Zanardi yang sama. Alex Zanardi pernah jadi pembalap Formula 1, juara Indy Car, sekaligus juara dunia sepeda tangan.
Itu Alex Zanardi yang seminggu belakangan jadi perhatian besar di Italia, karena baru saja mengalami kecelakaan parah dan sedang dalam kondisi koma.
Pada Jumat, 19 Juni lalu, Zanardi mengikuti lomba sepeda tangan di Pienza, Italia. Saat turunan, dia melebar ke jalur melawan arus dan menabrak sebuah truk besar. Dia mengalami hantaman keras di kepala. Pria 53 tahun itu langsung diterbangkan ke rumah sakit di Siena. Menjalani operasi kepala dan otak selama beberapa jam.
Hingga tulisan ini dibuat, Zanardi masih dalam kondisi koma. Dokter masih belum bisa memastikan seperti apa kondisinya nanti ketika bangun. Itu pun kalau bangun.
Ini adalah kabar yang membuat saya terhenyak. Saya adalah salah satu pengagumnya. Saya selalu mengikuti segala kiprah Zanardi. Sejak dia di F1, melompat ke Indy Car, balik ke F1, ke Indy Car lagi, lalu mengalami kecelakaan yang membuat kedua kakinya harus diamputasi.
Berita kecelakaan Zanardi ini benar-benar perhatian nasional di Italia. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte sampai ikut mengeluarkan pernyataan: "Kamu tidak pernah menyerah. Dengan kekuatan luar biasa dalam dirimu, kamu mampu menaklukkan ribuan masalah. Forza Alex Zanardi. Jangan menyerah. Seluruh Italia bersamamu."
Pernyataan perdana menteri itu tidak berlebihan. Kalau Anda mengikuti perjalanan hidup Zanardi, Anda akan geleng-geleng kepala. Betapa tangguhnya orang satu ini. Betapa besar semangatnya. Betapa rendah hatinya, sampai bisa terus menertawakan kondisi dirinya sendiri yang tanpa kaki.
Pada 1991, Zanardi mengawali karir di F1 bersama Jordan-Ford. Menjadi salah satu pengganti Michael Schumacher yang pindah dari Jordan ke Benetton. Walau dianggap sebagai salah satu bintang masa depan Italia, dia tak pernah dapat kesempatan ideal di F1. Dia tak punya backingan sponsor. Dia pun hanya mampu menghiasi sirkuit naik mobil Minardi dan Lotus, di tengah atau buritan lomba.
Merasa diabaikan di F1, Zanardi terbang ke Amerika. Bergabung di Champ Car (sekarang Indy Car), bersama tim Chip Ganassi yang memakai sasis Reynard dan mesin Honda.
Zanardi mampu jadi superstar. Saat itulah saya benar-benar jatuh hati padanya. Setiap Minggu, kalau ada balapan Champ Car, saya pasti tidak melewatkan. Saya punya foto Zanardi sedang naik mobil merahnya, dan dia menandatanganinya.
Bagi yang suka lihat video, silakan cari di YouTube, "Zanardi Laguna Seca Pass." Itu adalah salah satu atraksi overtaking paling dahsyat yang pernah saya lihat. Pada putaran terakhir, Zanardi mengejutkan Brian Herta di tikungan legendaris Cork Screw di Sirkuit Laguna Seca. Sebuah tikungan kiri-kanan cepat tapi menurun curam seperti jurang (beberapa pembalap tewas di sana).
Zanardi menyalip dari sisi dalam, lalu sempat sedikit kehilangan kontrol dan melebar, tapi lantas mampu mempertahankan posisi dan meraih kemenangan.
Dalam ingatan saya, hanya atraksi Mika Hakkinen menyalip Michael Schumacher --di Belgia tahun 2000-- yang mampu menyamai kehebatannya (Mika menyalip Schumi sambil sekaligus meng-overlap Ricardo Zonta dalam satu gerakan).
Alex Zanardi jadi rookie of the year Champ Car 1996. Lalu jadi juara pada 1997 dan 1998. Dia lantas kembali ke F1, bergabung di Williams pada 1999. Berpasangan dengan Ralf Schumacher. Williams adalah tim mantan juara, tapi saat itu dalam kondisi sudah ditinggal Renault sebagai penyokong resmi. Sedang dalam pusaran turun.
Mungkin, dia memang tidak ditakdirkan sukses di F1. Lagi-lagi gagal meraih hasil baik. Bahkan gagal meraih satu pun poin dalam semusim. Williams terpaksa mengakhiri kontraknya di penghujung 1999, walau aslinya punya kerja sama hingga 2001.
Absen setahun, Zanardi memutuskan kembali ke Champ Car pada 2001. Saya ingat betul kejadiannya. Waktu itu September 2001. Saya sedang di New York, meliput tragedi serangan World Trade Center 9/11. Setiap hari berkutat dengan berita sedih dan seram. Nonton balapan itu di televisi seharusnya jadi hiburan.
Balapan Champ Car waktu itu berlangsung di Jerman, di sirkuit oval Lausitzring. Hanya beberapa hari setelah 9/11. Hanya 13 (TIGA BELAS) putaran tersisa, Alex Zanardi keluar dari jalur pit. Dia punya kans menang. Tiba-tiba saja, mobilnya kehilangan kontrol. Melintang di tengah lintasan.
Mobil lain yang melaju kencang tak sempat menghindar. Brakkk!!! Mobil Zanardi ditabrak pas di bagian samping kokpit. Mobilnya langsung terbelah secara menyeramkan.
Pada dasarnya, saat itu juga Zanardi kehilangan kedua kakinya. Tolong jangan lihat rekaman tabrakannya di YouTube. Apalagi kalau Anda tidak kuat hati. Sangat menyeramkan. Saya saja sampai hari ini tidak berani melihat lagi.
Saking parahnya kondisi waktu itu, dokter yang mencoba menyelamatkan sempat terpeleset. Dia mengira terpeleset oli. Ternyata terpeleset darah Zanardi! Dia sempat kehilangan begitu banyak darah. Beruntung tim dokter mampu menyelamatkan nyawanya. Walau kedua kakinya harus diamputasi di atas lutut.
Apakah itu berarti karir Zanardi berakhir? Tidak!
Dia kembali berjalan menggunakan kaki palsu yang dia desain sendiri. "Saya sekarang jadi lebih tinggi," guraunya.
Sekitar dua tahun kemudian, dia kembali balapan. Di arena World Touring Car bersama BMW, menggunakan sistem kendali khusus. Rem dan gasnya lewat kendali tangan. Bukan sekadar kembali balapan, Zanardi mampu merebut beberapa kemenangan!
Zanardi bahkan sempat menjalani tes mobil F1 bersama BMW-Sauber, walau sifatnya hanya demonstrasi. Dia juga diberi kehormatan, menuntaskan 13 lap di Sirkuit Lausitzring naik mobil Champ Car. Sebuah momen istimewa (ada di YouTube), di saat puluhan ribu penonton berdiri menyorakinya menuntaskan 13 putaran yang indah itu.
Video-video Zanardi selalu membuat saya terharu, kadang menangis.
Dalam perjalanannya, Zanardi juga jatuh cinta pada handcycling. Dia serius berlatih dan berkompetisi. Bahkan sempat dalam beberapa pekan berturut-turut gantian balapan mobil dan hand cycling.
Walau gagal jadi juara dunia F1, dia mampu jadi juara dunia hand cycling. Antara 2013 hingga 2019, dia meraih gelar juara dunia di berbagai kategori usia dan lomba. Baik itu time trial, relay, maupun road race. Dia juga merebut empat medali emas di Paralympic London 2012 dan Rio 2016.
Tidak cukup di situ. Dia mampu menuntaskan Ironman World Championship 2014 di Kona, Hawaii, di peringkat 272 overall dan 19 kategori usia 45-49. Dia menuntaskan rute superpanjang dalam waktu 9 jam dan 47 menit. Dia berenang tanpa kaki, memakai handbike saat bagian bersepeda, lalu pindah ke kursi roda untuk bagian lari.
Zanardi bercanda, dia merasa paling "aman" saat renang tanpa kaki. "Karena kalau ada hiu melihat dari bawah, dia pasti tidak mau saya. Hiu itu bilang 'Mungkin dia sudah pernah saya makan," gurau Zanardi.
Benar-benar sosok manusia yang berhati besar.
Sampai usia 50-an ini pun dia aktif berkompetisi, terus mencoba meraih sesuatu. Hingga akhirnya mengalami kecelakaan di dekat Siena itu. Saat turunan cepat, dia melebar keluar lintasan. Ke jalur melawan arus. Mungkin dia membuat kesalahan, mungkin dia terlalu memaksa, atau mungkin ada masalah lain. Tidak ada yang bisa memastikan. Tapi, tragedi tak terelakkan. Dia menabrak truk dengan begitu keras. Sekarang, Zanardi kembali berjuang mempertahankan hidupnya.
Istrinya, Daniela, yang terus bersamanya sejak menikah pada 1996, tentu terus menemaninya. Istri yang kuat mental pula si Daniela ini.
Semua yang tahu Zanardi, yang tahu kisah hidupnya, kini terus mendoakannya. Salah satunya legenda balap dunia Mario Andretti. "Saya begitu tegang dan takut mendengar kabar tentang Alex Zanardi, saya sampai sesak napas. Saya penggemarnya. Saya temannya. Mari bergabung bersama saya untuk mendoakan pria yang luar biasa ini," pesan Andretti.
Seperti kata dokter, kita masih belum tahu seperti apa kondisinya nanti kalau bangun dari koma. Itu pun kalau bangun dari koma.
Zanardi pasti berjuang. Dia bukan tipe mudah menyerah. Dia sudah pernah membuktikan itu.
Satu lagi yang pasti: Zanardi tidak pernah menyesali perjalanan hidupnya. Dia tidak pernah sukses di F1, tapi dia tidak menyesali segala langkahnya dulu. Bagaimana pun hidupnya tetap luar biasa.
Lewat podcast resmi F1, hanya beberapa hari sebelum kecelakaan 19 Juni itu, Zanardi sempat menegaskan dia tak ingin hidupnya berubah. Mungkin ada keputusan-keputusan buruk di awal karir, tapi semua sudah tidak mungkin diubah. "Kalau dulu tahu hasilnya akan seperti apa, berarti saya ini seorang profesor. Selalu lebih gampang melihat ke belakang daripada harus menjalani ke depan," tuturnya kurang lebih.
Lagipula, kata Zanardi, andai dia membuat keputusan-keputusan yang berbeda di masa lalu, hasilnya belum tentu lebih baik dari sekarang. "Saya mungkin masih mempunyai dua kaki saya, tapi saya belum tentu sebahagia ini," ujarnya, tegar dan optimistis.
Sekarang, saya pun ikut berdebar mengikuti perkembangan kondisi Alex Zanardi. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk Alex Zanardi. Dia mungkin bukan atlet paling terkenal dunia, tapi dia punya kisah lebih inspiratif dari banyak orang yang lebih terkenal di dunia.
Forza Alex Zanardi! (azrul ananda)
Podcast terbaru Azrul Ananda di channel YouTube Mainsepeda