Resmi sudah. Mulai Mei 2019 ini, saya sudah kehabisan serial komedi favorit. The Big Bang Theory, sitkom favorit terakhir saya, sudah menamatkan diri setelah 12 tahun dan 279 episode. Terpanjang dalam sejarah dunia.
Dan serial yang dikomandani Chuck Lorre ini berakhir di puncak, saat masih nomor satu. Lebih penting lagi, berakhir dengan cara yang nyaman. Indah sekaligus mengharukan.
Terus terang, saya menangis saat menonton ending-nya.
Pembaca yang sudah lama mengikuti tulisan saya, mungkin sudah tahu kalau saya ini penggila sitkom. Sebelum tidur biasanya nonton dulu sitkom. Kalau tidak ada di TV, ya pakai DVD, dan sekarang pakai streaming atau lihat cuplikan di YouTube.
Ada beberapa sitkom yang cuplikannya mungkin akan saya tonton terus seumur hidup. Mulai Wings, Seinfeld, Married with Children, Home Improvement, Friends, Two and a Half Men, dan terakhir The Big Bang Theory ini.
Kalau disuruh me-ranking, The Big Bang Theory mungkin sudah jadi nomor satu. Disusul Wings dan Seinfeld.
Dan bicara soal ending, The Big Bang Theory termasuk yang bikin paling nyaman. Tidak spektakuler. Tidak banyak kejutan besar. Benar-benar seperti pesawat yang mendarat dengan nyaman tanpa guncangan, membuat penumpangnya tersenyum bahagia.
Banyak sitkom favorit saya tidak berakhir seperti itu.
Wings berakhir manis, tapi tidak dalam posisi di puncak. Kakak-adik Joe dan Brian Hackett mendapatkan warisan kejutan dari ayah (yang selama bertahun-tahun dikira gila). Lalu masing-masing saling memberi kesempatan untuk mewujudkan impian masing-masing.
Married with Children berakhir tidak jelas. Karena seperti tidak ada episode terakhir. Buyar begitu saja. Tapi cuplikan-cuplikannya tetap paling sering membuat saya ngakak. Kasihan melihat hidup seorang Al Bundy tersiksa karena istri yang malas bekerja, serta anak yang terus merongrong.
Home Improvement juga berakhir dengan cara yang tidak diinginkan, ketika bintang-bintang mudanya mulai jadi dewasa.
Seinfeld, yang hingga saat ini masih termasuk sitkom paling “pintar” dalam menggambarkan hal-hal kecil sehari-hari, bahkan berakhir menyebalkan. Karena semua lakon utamanya berakhir masuk penjara. Gara-gara enggan menolak orang lain sedang dirampok, justru menertawakan.
Two and a Half Men berakhir semaunya. Dengan episode terakhir yang lebih bersifat meledek diri sendiri daripada menyenangkan pemirsa.
Friends? Aaawww, ini ending yang sweet. Setelah sepuluh tahun, Ross dan Rachel akhirnya benar-benar bersama. Phoebe menikah dengan Mike (Ant Man!). Chandler dan Monica mengadopsi anak dan pindah ke kawasan perumahan di luar kota. Joey lanjut punya sitkom sendiri yang gagal lalu tidak jelas…
Sulit membayangkan Friends berlanjut lebih dari sepuluh tahun. Apalagi, ini termasuk show yang dari awal menonjolkan kegantengan dan kecantikan bintang-bintangnya. Masak kita mau nonton sampai mereka usia 50-an?
The Big Bang Theory? Sulit diduga, ini justru menjadi show yang memecahkan rekor masa tayang. Dan sampai akhir pun masih ada di peringkat atas.
Bagaimana bisa cerita tentang empat ilmuwan muda, yang susah “gaul,” bisa berjalan begitu panjang. Leonard dan Sheldon tinggal satu apartemen, dan termasuk susah bergaul dan punya teman. Mereka jenius soal Fisika, komik, dan superhero, tapi tidak tahu bagaimana caranya bersosial dengan yang lain.
Howard berawal seperti cowok “menyeramkan” untuk cewek, sedangkan Raj malah sama sekali tidak bisa bicara saat berdekatan dengan cewek.
Lalu datanglah Penny (yang nama belakangnya tidak pernah diungkapkan hingga akhir) sebagai tetangga baru Leonard dan Sheldon. Pada episode pertama, inilah “mimpi” utama serial ini. Bagaimana Leonard jatuh cinta dan berusaha mendapatkan Penny, sekaligus “memperbaiki keturunan.”
Di episode pembuka, Leonard bahkan sempat menggumam kepada Sheldon: “Anak kami bakal pintar dan cantik.”
Tidak seperti Friends, kita tidak harus menunggu hingga akhir untuk mengetahui kelanjutan mimpi ini. Sempat putus-sambung, Leonard dan Penny akhirnya menikah. Howard bahkan menikah duluan dengan Bernadette, dan punya (dua) anak duluan. Sheldon juga menikah dengan Amy. Raj? Ini yang belum menemukan soul mate, tapi secara resmi mengencani lebih banyak cewek cantik dari yang lain.
Selama 12 tahun, kita melihat mereka berkembang “alami.” Karir Leonard terus berkembang walau lebih lambat dari yang lain. Penny berkembang dari pelayan di restoran menjadi marketing handal perusahaan obat. Perusahaan yang sama tempat Bernadette jadi bos, setelah sebelumnya juga jadi pelayan bersama Penny.
Howard jadi astronot, memberinya gelar khusus setelah bertahun-tahun diledek Sheldon sebagai satu-satunya teman yang tak punya gelar doktor (dia insinyur). Raj juga terus berkarir di dunia astronomi.
Sheldon dan Amy menjadi pasangan ilmuwan sukses, pada akhirnya meraih penghargaan Nobel.
Pada dua episode penutup, pertemanan mereka bertujuh menjadi semakin solid. Menjadi sesuatu yang bukan hanya terjalin selama 12 tahun, tapi menjadi sesuatu yang bakal berlangsung selamanya.
Sebagai pemenang Nobel, Sheldon sempat “kumat” egoisnya. Dari awal memang sulit memahami orang lain, suka memaksakan kehendak (dengan cara yang imut). Ini membuat yang lain gerah dan mengancam pulang, tidak ingin menghadiri acara penghargaan Nobel.
Tentu saja, Sheldon akhirnya sadar. Dan sekarang tampaknya benar-benar sadar permanen. Karena pidato Nobel-nya justru berbalik tentang teman-temannya.
Saya sangat suka pidato yang hebat. Dan ini pidato yang simple, tapi sangat hebat.
“Saya punya pidato sangat panjang dan cenderung tentang diri saya sendiri. Tapi saya ingin menyisihkannya. Karena penghargaan ini tidak hanya untuk saya. Saya tidak mungkin berdiri di sini tanpa dukungan beberapa orang penting dalam hidup saya,” kata Sheldon.
Dia lantas mengucapkan terima kasih kepada keluarga, lalu kepada “keluarga yang lain” alias para sahabat.
“Saya selama ini salah memahami, bahwa segala pencapaian adalah karena saya sendiri. Ini sangat jauh dari kenyataan. Saya telah mendapatkan dorongan semangat, perhatian, inspirasi, sekaligus ditoleransi. Bukan hanya oleh istri saya, tapi juga oleh sekelompok teman terbaik,” lanjutnya.
Satu per satu, para sahabat diminta berdiri oleh Sheldon. Untuk kali pertama dia mengakui Howard sebagai orang berprestasi, menyebutnya sebagai “Astronot.”
Dia lantas memberi sambutan khusus untuk Penny dan Leonard: “Saya ada di sana saat Leonard dan Penny bertemu. Dia (Leonard) lalu bilang bahwa bayi mereka bakal pintar dan beautiful. Dan karena (Penny) sekarang sedang mengandung, saya merasa yakin bayi mereka bakal seperti itu…”
Sebagai penutup, Sheldon berbicara manis: “Mohon maaf bila selama ini saya bukanlah teman yang layak kalian dapatkan. Tapi saya ingin kalian tahu, dengan cara saya sendiri, saya mencintai kalian…”
Air mata pun mengalir di pipi saya saat menontonnya…
Bagi pembaca yang masih mencari apa itu persahabatan, silakan mengutip pidato Sheldon ini. Selama ini, orang selalu bilang bahwa teman sejati selalu ada saat senang maupun susah. Menurut saya itu terlalu simplistik.
Yang lebih lengkap ya apa yang disampaikan Sheldon itu. Teman sejati adalah yang selalu menyemangati, mendukung, menginspirasi, dan MENTOLERANSI.
Setelah pidato itu, muncul adegan yang menurut saya menutup The Big Bang Theory dengan sangat indah. Mereka bertujuh duduk bersama di ruang tamu apartemen Leonard, makan chinese food bersama. Pemandangan yang selama bertahun-tahun sering kita lihat. Theme song khas dinyanyikan oleh Barenaked Ladies, tapi dalam versi yang selow dan halus.
Tujuh teman ini tidak berpisah. Tidak ke mana-mana. Masih akan bersama melanjutkan hidup. Kebetulan saja kita tidak akan lagi bisa melihatnya. “Life goes on,” pungkas Chuck Lorre, sang produser.
Yap, life goes on. Sekarang tinggal kembali mencari “jati diri,” mencari lagi serial komedi untuk digandrungi. Dan ini tidaklah mudah. Tontonan sekarang tidak harus di televisi. Ada begitu banyak platform berebut perhatian, di saat waktu untuk mencari dan menikmati semakin berkurang.
Setelah puluhan tahun mengikuti sitkom, dan 12 tahun terakhir mengikuti Sheldon dkk, jangan-jangan momen itu benar-benar tiba. The Big Bang Theorybakal jadi sitkom terakhir yang saya gandrungi…
Semoga tidak seperti itu. Semoga itu hanya Bazinga! (azrul ananda)