Masa depan sudah lebih dekat dari yang kita bayangkan.
Lima tahun lagi, kita punya presiden baru. Lima tahun lagi, jangan-jangan kita punya banyak kebijakan baru. Lima tahun lagi, sudah akan ada ketua-ketua baru di berbagai bidang. Sepak bola, basket, dan lain-lain.
Lima tahun itu tidak lama.
Bisakah Anda membayangkan seperti apa kehidupan kita lima tahun lagi?
Masihkah kita memikirkan semoga kehidupan kita lebih tenang, lebih makmur? Masihkah lima tahun lagi memikirkan ingin jadi seperti apa negara dan kehidupan kita?
Semoga tidak. Karena kalau kita sekarang masih berharap lima tahun ke depan berlangsung baik, lalu berharap setelah itu berubah lebih baik, maka kita bisa selamanya menjadi masyarakat yang terus berharap. Atau malah jadi masyarakat tanpa harapan?
Mohon maaf kalau awalan tulisan ini agak sendu. Ini gara-gara saya banyak baca berita tentang balap mobil dan peluncuran mobil-mobil baru. Maklum, saya penggemar berat Formula 1 dan termasuk masih mengikuti informasi dunia otomotif dunia.
November 2019 lalu, produsen mobil terbesar dunia, Volkswagen, bikin pengumuman cukup signifikan di dunia balap. Bahwa mulai akhir 2019 ini, VW sudah tidak akan lagi menyokong partisipasi balap yang menggunakan internal combustion engine. Ya, produsen yang kondang dengan VW Beetle itu sudah ogah mensponsori event balap yang memakai mesin "normal."
Ini menyusul kebijakan besar VW yang investasi besar-besaran ke dunia mobil listrik. Dan balap, sebagai sarana marketing, juga akan mereka gunakan untuk mengkampanyekan performa mobil listrik. Karena itu masa depan mereka.
"Di satu sisi, (balapan) berfungsi sebagai laboratorium untuk mengembangkan mobil masa depan. Di sisi lain, (balapan) adalah platform marketing yang meyakinkan untuk menginspirasi lebih banyak orang beralih ke electric mobility," kata Sven Smeets, motorsport director VW.
Asal tahu saja, Formula 1 sekarang sudah memakai teknologi hybrid, tidak lagi full mesin bensin. Akan menarik melihat seperti apa strategi jangka panjang F1, mengingat Formula E memegang hak balap open wheel listrik selama 25 tahun!
Selain berita balap, November lalu juga ada salah satu pameran mobil besar, Los Angeles Auto Show di California, Amerika Serikat.
Terus terang, saya bukan maniak mobil. Saya maniak balap, bukan maniak mobil (ada bedanya). Tapi, seperti laki-laki generasi saya, tetap saja suka mobil. Kalau ada pameran mobil besar, saya masih mengikuti peluncuran-peluncuran mobil konsep terbaru. Nah, di Los Angeles itu, mobil-mobil listrik terus menyedot perhatian.
Ya, Tesla meraih sorotan dunia dengan Cybertruck-nya. Tapi Tesla dari awal memang bikin mobil listrik. Jadi tidaklah terlalu mengesankan buat saya. Yang bikin saya agak tercengang adalah mobil baru dari Ford.
Di Los Angeles, muncul Ford Mustang Mach-E. Sebagai pengagum muscle car, kaget juga melihat Ford berani memunculkan versi elektriknya. Apalagi Mustang ini lebih masuk katogeri small SUV, bukan sedan sport garang seperti nenek moyangnya.
Pembaca yang budiman, masa depan sudah benar-benar di depan mata. Lebih dekat dari yang kita bayangkan. Anak saya yang pertama sekarang berusia 11 tahun. Pada saat dia sudah boleh pegang SIM, dia mungkin sudah ketinggalan zaman kalau masih naik mobil bensin. Itu kalau dia sekolahnya di negara maju, seperti saya dulu.
Silakan lebih rajin membaca kebijakan-kebijakan negara-negara maju. Sebagai selingan membaca berita kegaduhan-kegaduhan di negeri sendiri. Sama asyiknya kok.
Dalam waktu yang sangat dekat, negara-negara terdepan di Eropa sudah akan melarang (atau super membatasi) mobil berbahan bakar minyak. Norwegia termasuk paling agresif. Sudah bersiap melarang penjualan mobil bensin pada 2025. Ya, LIMA TAHUN LAGI.
Sekarang mereka sudah punya kebijakan yang membuat punya mobil listrik lebih ekonomis daripada punya mobil bensin. Pada 2016 lalu, sekitar 40 persen mobil yang terjual sudah listrik atau hybrid. Angka yang akan "dipaksakan" untuk terus meningkat, sampai peralihan ekstrem pada 2025. Ya, LIMA TAHUN LAGI.
Negara-negara Eropa lain, secara menyeluruh atau lewat kota-kota utama dulu, akan menyusul punya kebijakan sama pada 2030 atau 2040. Itu hanya sepuluh, maksimal 20 tahun lagi. Amerika, negara yang paling mendewakan mobil, mungkin akan dipaksa untuk ikut berubah cepat. Sekarang sudah mulai menuju ke sana, tapi belum seekstrem Eropa.
Itu berarti, generasi cucu saya nanti mungkin sudah tidak kenal apa itu mobil bensin. Mereka hanya membacanya di buku sejarah, atau melihatnya di museum, atau melihat rekaman aksinya di YouTube (atau yang lain nanti). Itu kalau mereka tinggal di negara maju.
Generasi saya mungkin sudah tidak bisa menikmati dunia itu.
Lima tahun lagi, generasi saya mungkin masih seperti sekarang. Generasi yang hanya bisa berharap, semoga lima tahun ke depan kehidupan lebih tenang, lebih baik, lebih makmur. Generasi yang berharap semoga setelah lima tahun lagi, kehidupan bisa lebih baik lagi. Tanpa ada harapan konkret, lebih baik itu apa.
Tidak ada cukup banyak orang di generasi saya yang bisa berbuat banyak. Masih terbelit dengan masalah generasi masa lalu, dan masih dikelilingi oleh banyak generasi setara yang tidak suka perubahan.
Generasi saya, adalah Generasi Berharap.
Semoga saja, Generasi Berharap tidak menghasilkan Generasi Berharap Jilid II, Jilid III, dan seterusnya. Karena di saat kehidupan kita terus berisik dan bakar-bakaran, jalanan tetangga sudah sangat tenang dan tidak menghasilkan asap...(azrul ananda)