Catatan
Rabuan
Azrul
Ananda

Wah pas sekali. Dua edisi Happy Wednesday akan bertepatan dua hari istimewa. Edisi 48 ini pas Hari Natal, lalu edisi 49 pekan depan pas 1 Januari 2020. Bagi pembaca yang merayakan, Selamat Hari Natal, semoga memberi berkah dan kebaikan untuk semua. Untuk ucapan Tahun Baru, minggu depan saja ya.

Dan berhubung ini musim liburan, mungkin ada baiknya "sensor" kita lebih diperkuat. Alangkah mengerikannya melihat berita-berita yang beredar dalam beberapa hari belakangan. Berita-berita kecelakaan yang menyedihkan sekaligus bikin geleng-geleng kepala. Seolah ada adu skor, kecelakaan mana yang lebih memakan korban.

Di Jawa Timur, ada truk besar mengangkut excavator yang blong saat turunan, menghantam motor, pembatas jalan, dan angkutannya menimpa mobil. Di Sumatera Selatan, ada bus masuk jurang, korbannya puluhan.

Dulu, saat masih aktif di dunia media, saya selalu berusaha punya perencanaan-perencanaan menjelang musim-musim tertentu. Karena yang namanya berita itu kadang juga punya pattern. Bulan-bulan tertentu, biasanya berita yang datang seperti ini. Musim-musim tertentu, biasanya berita yang muncul seperti itu.

Misalnya sebelum akhir tahun seperti ini. Entah mengapa, berita-berita tragedi terbesar terjadi saat musim seperti ini. Bisa kecelakaan besar, bisa bencana alam besar, dan lain sebagainya.

Bukan berarti kami menginginkan berita seperti ini, karena itu sangat mengerikan. Tapi biasanya ada pattern seperti itu.

Mengingat musim-musim sekarang ini berita kecelakaan banyak muncul, ya tentu saja segala "sensor" kita harus lebih menyala. Khususnya saat bepergian. Tentu sudah ada antisipasi ekstra dari aparat dan lain-lain, yang selalu punya atensi dan program khusus untuk menghadapi musim-musim seperti ini. Meski demikian, yang namanya kecelakaan tetap bisa terjadi apa pun antisipasinya.

Dan sekarang, masyarakat Indonesia --khususnya yang di Pulau Jawa-- sedang punya tradisi baru. Tradisi yang puluhan tahun sudah terjadi di negara-negara maju. Yaitu tradisi road trip lewat jalan tol.

Kelihatan jelas bagaimana masyarakat sedang membiasakan diri dengan tradisi baru ini. Begitu banyak mobil sangat lamban masih memaksa di kanan, membuat mobil-mobil lain yang kecepatannya normal harus zig-zag menghindari mereka. Tentu ini menambah risiko.

Begitu banyak mobil seolah belum paham garis pembatas jalan itu untuk apa. Ada yang dengan nyaman terus "nengah." Ada yang terlalu mepet ke kiri, ada yang terlalu mepet ke kanan. Lagi-lagi, tentu ini menambah risiko.

Ada juga yang "keasyikan," menjadikan jalan tol seperti lintasan syuting film Fast and Furious.

Nyetir antar-kota selama dua jam di jalan tol, khususnya di tol-tol baru yang belakangan banyak dibuka, benar-benar memaksa kita untuk lebih membuka mata dan konsentrasi.

Saya sudah melihat mobil sundul-sundulan. Saya sudah melihat sebuah MPV yang seharusnya tidak bisa diajak ngebut ngepot kanan-kiri tepat di belakang mobil yang saya kendarai. Untung tidak ngguling!

Dan saya sudah berkali-kali terpaksa membunyikan klakson karena ada mobil superpelan terus di jalur kanan atau di tengah-tengah garis pemisah jalan.

Melihat mobil berhenti karena ban pecah, juga sudah.

Di sisi lain, senang sekali melihat bapak-bapak polisi dengan aktif menghentikan mobil-mobil setelah keluar dari tol. Khususnya mobil-mobil yang ketahuan melaju terlalu cepat.

Budaya road trip di jalan tol ini memang masih belum menemukan titik balance-nya. Antara terlalu cepat, atau terlalu lambat, atau tahu apa itu garis pemisah jalan. Orang juga harus lebih paham, bahwa kondisi mobil juga harus lebih jelas dan prima kalau dipakai di jalan tol. Khususnya kondisi ban, juga tekanan ban.

Tentu ini semua adalah proses. Semua negara sudah menjalaninya.

Nasib orang kita memang tidak pernah tahu. Tapi yang penting kita saling menjaga saja bukan?

Saat momen Natal dan Tahun Baru begini, biasanya ada banyak tokoh menyampaikan pesan "penting." Antara menjaga perdamaian, dan lain sebagainya. Ya itu penting, tapi di zaman sekarang ini kok ya masih ya perdamaian itu diingatkan.

Saya sih bukan tipe muluk-muluk. Kolom Happy Wednesday ini juga bukan kolom untuk jadi sok penting.

Saat musim liburan begini, pastikan segala "sensor" badan kita aktif. Be safe di jalan, atau di mana pun Anda berada.

Kalau di jalan tol, jangan terlalu ngebut, jangan terlalu pelan. Perhatikan mobil-mobil yang membahayakan di depan, samping, dan belakang.

Kalau di jalan biasa, biasanya saya dan teman-teman gowes selalu hati-hati dengan satu hal khusus. Dan ini juga pernah saya tulis: Hati-hati dengan ibu-ibu yang lampu seinnya ke kiri tapi beloknya ke kanan.

Dan saya tegaskan lagi, ini bukannya ingin stereotyping atau mendiskriminasi ibu-ibu yang mengemudi. Tapi seminggu terakhir saya dua kali menghindari yang seperti itu! Wkwkwkwk... 

Bagi yang liburan, selamat berlibur! Tapi selalu ingat yang terpenting: Libur selamat! (azrul ananda)

        

Comments (17)

Catatan Rabuan

Welcome To Happy Wednesday 2.0

Sudah lebih dari setahun saya tidak menulis Happy Wednesday, sebuah kolom hari Rabu di mana saya bisa menulis sesuka hat...

20 Tahun Cinta Namie Amuro

Entah ini tulisan sudah terlambat 20 tahun, atau mungkin hanya terlambat setengah tahun. Yang jelas ini dekat dengan mom...

Shazam dan Tom Hanks

Maklum, sudah lama tidak pacaran. Sabtu malam lalu (30 Maret), istri saya seret pergi ke bioskop. Nonton Midnight. Tapi,...

Tergila-gila BlackPink

Yap. Tergila-gila K-Pop. Yap. Tergila-gila BlackPink.